Makna Sebenarnya dari Lagu Payung Teduh - Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan
Diujung malam menuju pagi yang dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya
Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya
Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya
===================
Lirik lagu di atas merupakan salah satu dari beberapa lagunya Payung Teduh yang saya favoritkan. Kenapa tidak? Karena lagu ini menurutku artinya lumayan dalam, tidak sekadar untuk perempuan yang biasa-biasa aja.
Menurut tingkat pengalaman jiwa saya, wush.. udah seperti kritik sastra, haha. Lagu ini bukan bertujuan untuk kekasih sendiri, melainkan untuk kekasih orang lain. Jadi seperti pengalaman saya, ketika mengidamkan kekasih orang lain yang pada dasarnya memang bukan milikku. Wah, malah curhat.
Kenapa kok malah bukan untuk kekasih sendiri? Mulai asik nih, yuk silahkan simak!
Berawal dari bait pertama, pada kutipan baris pertama, kedua, ketiga dan keempat. Namun dibahas dari dua baris-dua baris biar saya gampang, hehe.
“Tak terasa gelap pun jatuh
Diujung malam menuju pagi yang dingin”
Menceritakan tentang keadaan waktu malam hari, di mana sang aku(pengarang/pendengar yang merasakan menjadi aku di dalam lagu tersebut) sedang meratapi datangnya pagi. Diujung malam berarti sebelum jam dua belas malam, kenapa? Karena setelah itu sudah memasuki waktu dini hari.
“Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya”
Pada saat itu, malam terlihat sepi akan bintang. Kata orang jawa sih, kalau gak ada bintang tandanya dingin. Yah, cara menghangatkan tubuh ya bisa dengan berbagai macam, salah satunya mengenang kebahagiaan bersama mantan mungkin. Ada majas hiperbola di sini, atau mungkin majas apaan nih gak tau. Merasa bahwa sang aku (pengarang/pendengar yang merasakan menjadi aku di dalam lagu tersebut) jumlah bintang dilangit terlihat sepi karena malu akan wajah cantik dari wanita pujaan. Cielah, ternyata nggombal, haha.
Kemudiaan masuk ke bait dua. Masih dua baris-dua baris dulu dah.
“Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini”
Ini mah simpel, dengan saling menatap pasti akan menjadi malu-malu kucing. Meaww!! Haha. Mungkin, pengarang lagu ini bukan lahir pada tahun-tahun 2000an. Kenapa, karena sekarang ini jarang ditemui malu-maluan saat memandang. Banyak yang langsung mendekat dan meminta nomor hape maupun pin untuk mendekati seseorang idamannya. Entah siapa pelopornya, kalau saya sih masih malu-maluan, SMSan aja sering pakai topeng karena saking malunya.
“Kadang juga ia takut
Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya”
Lha, pada bait kedua baris ke tiga dan empat ini yang membuatku berpikir akan makna sebenarnya dari lagu ini bukan untuk kekasih sendiri. Coba deh renungkan, takut berpapasan ditengah pelarian. Bisa kan diartikan bahwa ada seseorang yang udah punya pasangan namun melirik orang lain? Ya bisa lah, berpendapat kan bebas, haha. Jika kamu ada pendapat lain bisa tulis di kolom komentar sob.
Seseorang itu dapat dikatakan udah punya kekasih karena ada kata pelarian. Biasanya kan pelarian diartikan berpindah tempat dari yang sebelumnya ke tempat yang lainnya. Jadi, seperti udah punya pasangan tapi melirik orang lain.
Bisa jadi mereka berdua ini dulunya pernah saling sama-sama suka, namun salah satu diantaranya, yaitu perempuannya sudah duluan berpasangan dengan orang lain. Atau bisa juga dulunya mereka sempat jadi sepasang kekasih dan teringat kebersamaannya, namun takut untuk terjebak dalam suatu hubungan seperti masa lalu karena ingat sang perempuan sudah memiliki pasangan.
Kemudian pada bait terakhir, yaitu bagian reffnya. Langsung ke empat barisnya aja dah, hehe.
“Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya”
Pada malam mari yang menuju pagi itu, mereka mencemaskan akan dua hal yang berbeda. Sang lelaki mencemaskan apakah kenangan lalu dapat tercipta lagi, sedangkan sang perempuan mencemaskan hal yang sama ditambah pikirannya karena sudah memiliki pasangan baru.
Kerinduan mereka memuncak kala bertemu di suasana tertentu, merindukan kenangan masalalu tetapi mencemaskan sesuatu dari presepsi masing-masing. Wuih, dalem banget...
Jadi, menurut saya makna dari lagu ini bukanlah untuk ditujukan kepada pasangan sendiri, melainkan pasangan orang lain, bisa dikata berada dipelukan orang lain. Apakah pencipta menjelaskan bahwa dipelukan sendiri? Tidak bukan? Maka dari itu, kehebatan sastra berada di sini. Dalam satu karya sastra, mampu tercipta beberapa tafsir yang berbeda-beda dari sudut pandang dan tingkat pengalaman yang berbeda-beda pula.
Yah, ini semua hanya interpretasi saya saja. Mungkin kamu bisa komen jika tidak setuju di kolom komentar. Menjadikan postingan ini menjadi forum argumen tentang lagu yang asik ini mah gak masalah. Malah saya seneng banget, jadi kita bisa menemukan makna yang sebenarnya dari lagu ini.